Menurut
Gartner.com, diperkirakan hanya 85 persen dari perusahaan-perusahaan Global
2000 yang membuat rencana penanganan krisis dan hanya 15 persen saja yang
menyusun rencana bisnis yang lengkap. Terdapat
enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis
yang lengkap, yaitu:
- Tindakan
untuk menghadapi situasi darurat (emergency
response)
- Skenario
untuk pemulihan dari bencana (disaster
recovery)
- Skenario
untuk pemulihan bisnis (business
recovery)
- Strategi
untuk memulai bisnis kembali (business
resumption)
- Menyusun
rencana-rencana kemungkinan (contingency
planning)
- Manajemen
krisis (crisis management). Manajemen
krisis mencakup kelima butir sebelumnya.
Untuk
menangani krisis karena bencana, sebuah perushaan perlu memperlengkapi diri
dengan emergency response plan (ERP).
Rencana ini meliputi pembentukan sebuah tim yang terdiri dari para anggota
dengan tanggungjawab tertentu ketika terjadi situasi darurat (emergency response team), alur tindakan
pada situasi darurat (emergency
flowchart) dan prosedur evakuasi. Emergency response plan ini harus
didukung oleh general emergency procedure (GEP).